Sabtu, 21 Agustus 2010

Beli Laptop, DPRD Gelontor Rp 534 Juta

Harian Joglosemar,
Sabtu, 21/08/2010 09:00 WIB - cka/apl

SOLO—Sebanyak 40 anggota Dewan periode 2009-2014 bakal mendapatkan fasilitas laptop baru. Untuk pengadaannya sudah disiapkan anggaran sebesar Rp 534 juta dalam APBD 2010. Rencana itu langsung menyulut sikap kritis dari masyarakat.
Sehubungan dengan lelang pengadaan laptop untuk anggota Dewan ini, Sekretariat Dewan (Setwan) telah membuka pengumuman sejak 16 Agustus lalu. Dijadwalkan masa pendaftaran akan berakhir pada 27 Agustus mendatang. Dalam surat pengumuman lelang bernomor 050/02/PPJB-Setwan/VIII/ 2010 yang ditandatangani Ketua Pengadaan Laptop, dokter Sumartono Kardjo Mkes tersebut menginformasikan harga perkiraan sendiri (HPS) mencapai Rp 500 juta.
“Pagu anggaran pengadaan laptop sebenarnya Rp 534 juta. Namun spesifikasi laptop yang dicari sudah jauh ketinggalan sehingga kemudian dicari yang harganya mendekati yaitu HPS Rp 500 juta,” terang Sumartono ketika dihubungi, Jumat (20/8). Dikatakan, harga itu sudah termasuk asuransi barang jika laptop hilang.
Dengan pagu Rp 534 juta, maka harga satuan laptop untuk 40 anggota Dewan sebesar Rp 13,35 juta. Sementara itu, Kabag Umum Setwan, Edhi Warsito Iko mengatakan, sejauh ini jumlah pendaftar lelang sudah mencapai 14 rekanan. Rencananya, pada Senin (23/8) mendatang akan digelar ahnwijzing (penjelasan).
Disinggung, tentang nasib fasilitas laptop anggota Dewan periode 2004-2009, Edhi mengatakan, sebagian besar masih dipinjam anggota Dewan periode saat ini. Dari total 40 laptop, sekitar 30-an laptop dipinjam oleh anggota Dewan periode 2009-2014.
Boros Anggaran
Lebih lanjut, ditanya mengenai masih adanya laptop untuk anggota Dewan periode 2004-2009 yang belum dikembalikan, Edhi tak menjawab secara spesifik. Namun dikatakan ada satu laptop yang tak kembali lantaran hilang. “Satu hilang dan sudah ada surat keterangan hilangnya akhirnya diganti. Empat lainnya tidak bisa dipakai karena rusak,” tegasnya.
Sementara itu, sejumlah anggota Dewan masih enggan berkomentar tentang pengadaan fasilitas laptop ini. Pimpinan Dewan (Pimwan) baik Ketua DPRD Kota Solo, YF Soekasno maupun Wakil Ketua DPRD Kota Solo, Muhammad Rodhi mengatakan persoalan itu menjadi urusan Setwan. Zainal Abidin, Koordinator Presidium Konsorsium Solo, kepada Joglosemar, Jumat (20/8) malam, mengaku tidak terkejut dengan rencana pemberian laptop setiap anggota Dewan. Dia menegaskan, jika rencana tersebut merupakan sebuah pemborosan terhadap uang negara.
“Jika dilihat dari kinerja para anggota Dewan, pemberian laptop seharga Rp 13 juta per unitnya, itu terlalu mewah dan termasuk pemborosan. Karena dengan anggaran sebesar itu, laptop yang didapatkan sangat bagus. Sedangkan kinerja para anggota Dewan hanya biasa-biasa saja sehingga penggunaannya tidak dapat maksimal,” tegas Zaenal yang juga Ketua Badan Pelaksana Harian Sari (BPHS).
Kecuali, lanjut Zainal, kalau kinerja anggota bagus dan sangat membutuhkan laptop berspesifikasi tinggi. “Laptop seharga Rp 6 juta menurut saya sudah sesuai dengan penggunaan mereka (anggota Dewan, red),” tandasnya.
Zainal mengatakan, mengenai mekanisme pengadaan juga perlu diawasi, karena meskipun dengan proses lelang, hal ini tidak menutup kemungkinan adanya ketidaktransparan dalam proyek tersebut. “Laptop dicek dulu apakah masih bisa digunakan atau tidak, kalau masih (bisa digunakan) tidak perlu melakukan pengadaan laptop,” tutupnya.
Hal senada juga diungkapkan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNS, Bery Nur Arif. Bery dengan tegas mengatakan, meskipun dengan pemberian laptop kepada setiap anggota Dewan, tidak serta merta meningkatkan eksistensi kinerja mereka.
“Belum ada parameter yang mengatakan kalau dengan pemberian laptop mampu meningkatkan kinerja. Mungkin pengadaan itu untuk senang-senang saja,” tegas Bery saat dihubungi Joglosemar, Jumat (20/8). Bery mengatakan, setidaknya dengan gaji lebih dari Rp 4 juta, para anggota Dewan mampu kalau hanya membeli laptop untuk pekerjaan mereka. (cka/apl)

Kamis, 19 Agustus 2010

Biji Kelor untuk pembersih air kotor

AIR khususnya air minum merupakan kebutuhan dasar manusia yang terpenting. Di beberapa daerah pedalaman dan pedesaan, terbatasnya sumber air minum membuat air sungai sering digunakan untuk keperluan keluarga sehari-hari dari mencuci, mandi, sampai masak dan minum.

Karena air sungai kotor, maka perlu dibersihkan dengan cara diendapkan lebih dahulu untuk memberi kesempatan bahan padat terlarut mengendap ke bawah. Apalagi bila air sungai yang akan digunakan diambil saat musim hujan. Air sungai biasanya akan mengandung partikel padatan lumpur, mikroba, serta berbagai kuman yang dapat menyebabkan penyakit.

Karena alasan tersebut, sebelum air sungai dapat digunakan memenuhi keperluan keluarga, sangat diperlukan tindakan untuk mengeluarkan dan memusnahkan sebanyak mungkin bahan-bahan pencemar yang terbawa.

Pusat-pusat pengolahan air perkotaan atau municipal water treatment dengan skala besar mengolah air dengan cara menambahkan senyawa kimia penggumpal (coagulants) ke dalam air kotor yang akan diolah. Dengan cara tersebut partikel-partikel yang berada di dalam air akan saling berdempetan menjadi suatu gumpalan yang lebih besar lalu mengendap. Baru kemudian air di bagian atas yang bersih dipisahkan untuk digunakan keperluan keluarga sehari-hari.

Namun demikian, zat kimia penggumpal yang baik tidak mudah dijumpai di berbagai daerah terpencil. Andaipun ada pasti harganya tidak terjangkau oleh masyarakat setempat.

Pemanfaatan potensi lokal
Salah satu alternatif yang tersedia secara lokal adalah penggunaan koagulan alami dari tanaman yang barangkali dapat diperoleh di sekitar kita. Barangkali ada baiknya bila pengalaman negara lain dapat dialihkan ke Indonesia. Pengalaman tersebut ternyata sudah dipraktikkan selama berabad-abad, meskipun hanya pada skala yang kecil.

Inilah hasil penelitian dari The Environmental Engineering Group di Universitas Leicester, Inggris, yang telah lama mempelajari potensi penggunaan berbagai koagulan alami dalam proses pengolahan air skala kecil, menengah, dan besar.

Penelitian mereka dipusatkan terhadap potensi koagulan dari tepung biji tanaman Moringa oleifera. Tanaman tersebut banyak tumbuh di India bagian utara, tetapi sekarang sudah menyebar ke mana-mana ke seluruh kawasan tropis, termasuk Indonesia. Di Indonesia tanaman tersebut dikenal sebagai tanaman kelor dengan daun yang kecil-kecil. Peribahasa Indonesia "Tidak selebar daun kelor" banyak digunakan di masyarakat.

Di luar negeri, khususnya di negara anglo-saxon, tanaman tersebut dikenal sebagai tanaman "drumstick" karena bentuk polong buahnya yang memanjang meskipun ada juga yang menyebut sebagai "horseradish" karena rasa akarnya menyerupai "radish".

Yang perlu diperhatikan adalah tanaman tersebut tumbuh cepat sekali baik dari biji maupun dari stek, bahkan bila ia ditanam di lahan yang gersang yang tidak subur. Jadi bagus dikembangkan di lahan-lahan kritis yang mengalami musim kekeringan yang panjang.

Budidaya tanaman Moringa atau kelor memerlukan pemeliharaan yang sangat minimal dan dapat tahan pada musim kering yang panjang. Cepat tumbuh sampai ketinggian 4-10 meter, berbunga, dan menghasilkan buah hanya dalam waktu 1 tahun sejak ditanam. Bahkan di kawasan India bagian selatan, setiap tahun dapat dilakukan dua kali panen.

Pembersihan air keluarga
Biji kelor dibiarkan sampai matang atau tua di pohon dan baru dipanen setelah kering. Sayap bijinya yang ringan serta kulit bijinya mudah dipisahkan sehingga meninggalkan biji yang putih. Bila terlalu kering di pohon, polong biji akan pecah dan bijinya dapat melayang "terbang" ke mana-mana.

Biji tak berkulit tersebut kemudian dihancurkan dan ditumbuk sampai halus sehingga dapat dihasilkan bubuk biji Moringa. Jumlah bubuk biji moringa atau kelor yang diperlukan untuk pembersihan air bagi keperluan rumah tangga sangat tergantung pada seberapa jauh kotoran yang terdapat di dalamnya. Untuk menangani air sebanyak 20 liter (1 jeriken), diperlukan jumlah bubuk biji kelor 2 gram atau kira-kira 2 sendok teh (5 ml).

Tambahkan sedikit air bersih ke dalam bubuk biji sehingga menjadi pasta. Letakkan pasta tersebut ke dalam botol yang bersih dan tambahkan ke dalamnya satu cup (200 ml) lagi air bersih, lalu kocok selama lima menit hingga campur sempurna. Dengan cara tersebut, terjadilah proses aktivitasi senyawa kimia yang terdapat dalam bubuk biji kelor.

Saringlah larutan yang telah tercampur dengan koagulan biji kelor tersebut melalui kain kasa dan filtratnya dimasukkan ke dalam air 20 liter (jeriken) yang telah disiapkan sebelumnya, dan kemudian diaduk secara pelan-pelan selama 10-15 menit.

Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air beserta mikroba dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang akan mudah tenggelam mengendap ke dasar air. Setelah satu jam, air bersihnya dapat diisap keluar untuk keperluan keluarga.

Efisiensi proses
Proses pembersihan tersebut menurut hasil penelitian yang telah dilaporkan mampu memproduksi bakteri secara luar biasa, yaitu sebanyak 90-99,9% yang melekat pada partikel-partikel padat, sekaligus menjernihkan air, yang relatif aman (untuk kondisi serba keterbatasan) serta dapat digunakan sebagai air minum masyarakat setempat.

Namun demikian, beberapa mikroba patogen masih ada peluang tetap berada di dalam air yang tidak sempat terendapkan, khususnya bila air awalnya telah tercemar secara berat.

Idealnya bagi kebutuhan air minum yang pantas, pemurnian lebih lanjut masih perlu dilakukan, baik dengan cara memasak atau dengan penyaringan dengan cara filtrasi pasir yang sederhana.

Biji kelor kering serta bubuk bijinya memiliki daya simpan yang baik. Yang perlu dijaga dan diperhatikan agar pembuatan pasta tidak menjadi basi sebelum digunakan. Jadi harus dibuat segar setiap hari sebelum digunakan.

Pembersihan skala besar
Ada baiknya Indonesia mencontoh apa yang telah dilakukan di daerah Thyolo di bagian selatan Melawi, di mana proyek pembersihan air dalam skala besar telah dibangun dengan menggunakan tepung biji kelor. Tenaga listrik tidak diperlukan untuk operasi pembersihan tersebut.

Pembersihan air dengan bubuk moringa dapat irit biaya. Di Melawi yang setiap tahunnya mengeluarkan sekitar £ 400.000 untuk mengimpor bahan kimia pembersih air dapat secara drastis dipangkas. Dengan teknologi sederhana tersebut hanya perlu biaya sangat minimal, yaitu hanya beberapa fraksi saja dari biaya pembersihan air dengan bahan kimia dan tenaga listrik.

Dalam laporan penelitian tersebut biji-biji moringa ternyata dapat menghasilkan purifikasi air, relatif sama efektifnya bila dilakukan dengan cara pembersihan bahan kimia komersial.

Antara 50 dan 150 mg bubuk biji kelor diperlukan untuk setiap liter air kotor yang ingin dibersihkan. Pengawasan mutu air sangat sederhana hanya diperlukan visual dalam tabung- tabung reaksi kimia.

Kelor di Indonesia
Di Indonesia kelor atau kelor-keloran (Moringa oleifera) dikenal sebagai jenis tanaman sayuran yang sudah dibudidayakan. Daunnya majemuk, menyirip ganda, dan berpinak daun membundar kecil-kecil. Bunganya berwarna putih kekuningan. Buahnya panjang dan bersudut-sudut pada sisinya.

Pohon kelor sering digunakan sebagai pendukung tanaman lada atau sirih. Daun, bunga, dan buah mudanya, merupakan bahan sayuran yang digemari masyarakat setempat.

Daun kelor juga telah banyak digunakan sebagai pakan ternak, terutama sapi dan kambing maupun pupuk hijau. Remasan daunnya dipakai sebagai parem penutup bekas gigitan anjing dan dapat dibalur- kan pada payudara ibu yang menyusui untuk menahan mengucurnya ASI yang berlebihan.

Akar kelor sering digunakan sebagai bumbu campuran untuk merangsang nafsu makan, tetapi bila terlalu banyak dikonsumsi ibu yang sedang mengandung dapat menyebabkan keguguran.

Tumbukan halus akar dapat dibuat bedak untuk tapel perut bayi yang baru lahir, sebagai pencegah iritasi kulit, dan sering digunakan sebagai obat penyakit kulit (kukul) dan bisul, serta parem untuk bengkak-bengkak pada penyakit beri-beri dan bagi pengobatan kaki yang terasa pegal dan lemah.

Ekstrak pepaagaannya secara tradisional banyak digunakan sebagai "jamu" sakit kepala serta untuk merangsang menstruasi. Secara negatif bahkan dapat digunakan untuk menggugurkan kandungan calon bayi yang tidak dikehendaki. Karena tanaman kelor merupakan leguminosa, maka bagus ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lain karena dapat menambah unsur nitrogen dan lahan.

Kelor sebagai pangan
Di pasar lokal, komoditas kelor dijual dalam bentuk buah polong segar. Polong biji yang masih hijau dapat dipotong-potong menjadi bagian yang lebih pendek dan dapat dikalengkan atau dibotolkan dalam medium larutan garam dan menjadi komoditas ekspor khususnya ke Eropa dan Amerika Serikat.

Tampaknya bukan hanya di India dan Indonesia saja kelor dapat tumbuh dan berkembang, tetapi juga di berbagai kawasan tropis lainnya di dunia. Pengetahuan tersebut perlu disebarluaskan karena kelor dapat menghasilkan biji-bijian dan daun yang dapat dikonsumsi manusia sebagai sayur. Daunnya berdasarkan berat keringnya mengandung protein sekitar 27 persen dan kaya akan vitamin A dan C, kalsium, besi dan phosphorous.

Salah satu yang sangat menguntungkan adalah daunnya dapat dipanen pada musim kering, di mana tidak lagi dapat dijumpai sayuran segar di sekitarnya. Saat ini semakin berkembang sayuran biji moringa (kelor) di pasar internasional baik dalam kaleng maupun dalam bentuk segar, serta keadaan beku atau "chilled". Sayuran biji yang masih hijau dan segar kini dijual sebagai "drumstick" di berbagai kota besar di Eropa.

Kenya merupakan pemasok utama sayur Moringa dalam kaleng di pasaran dunia. Pada awalnya, India dan Sri Lanka merupakan produsen utama dunia. Kini peluang baru tumbuh di Indonesia, bila kita mau.

Sumber minyak goreng
Biji moringa mengandung 40 persen minyak berdasarkan berat kering. Dari hasil penelitian yang telah dilaporkan, bungkil ampas perasan minyak moringa masih banyak mengandung zat koagulan. Senyawa koagulan masih sangat berguna bagi proses pembersihan air, persis sama seperti yang telah disampaikan sebelumnya dengan efektivitas sama bila digunakan biji utuhnya. Bungkil moringa dapat dikeringkan dan disimpan, merupakan produk samping "industri minyak moringa" yang berguna.

Minyak biji kelor memiliki mutu gizi dan fungsional tinggi, dan memiliki nilai jual (harga) yang tinggi pula. Yang unik dari minyak moringa adalah baik untuk minyak goreng dan baik pula untuk pembuatan sabun.

Bagi masyarakat Malawi, minyak moringa secara tradisional merupakan minyak goreng yang banyak dimanfaatkan di rumah tangga. Minyak biji kelor dapat pula digunakan sebagai bahan kerosin atau minyak untuk lampu teplok pengganti penerangan di daerah yang belum menikmati listrik.

FG Winarno Senior scientist M-Brio Biotekindo, Guru Besar Bioteknologi Unika Atma Jaya
© 2003 Kompas

Berikut proses penjernihan air dengan biji kelor oleh Mbok Dhe Payjem (lihat gambar kartun):

1. Pilih biji kelor yang tua dan kering, kupas, tumbuk dan haluskan. 12 biji kelor untuk 20 liter air.
2. Tambahkan air ½ gelas dan aduklah
3. Masukan campuran tadi kedalam botol
4. Kocok berulang-ulang selama 5 menit
5. Masukan kedalam wadah yang berisi air keruh sambil di saring dengan kain bersih.
6. Aduklah dengan cepat selama +/- 1 menit, aduk lagi pelan-pelan selama 5 menit dengan arah yang berlawanan.
7. Diamkan selama 1 jam. Posisi kran penampung sebaiknya agak keatas untuk mengeluarkan air yang sudah jernih.
8. Air yang sudah jernih jangan langsung diminum, rebuslah dahulu.

sumber: http://o-begitu.blogspot.com

Penjakit Doenia jang Haroes Dibasmi

Pewarta P.P.P.P.A
No.1, tahoen I, 30 December 1932

Kalau didalam kolong doenia ada sematjam jang paling berbahaja, penjakit itoe, adalah “perdagangan perempoean dan anak-anak”.
Kita tidak dapat mengetahoei dengan pasti, sedjak kapan penjakit itoe lahir di doneia. Tetapi kenjataan bahwa penjakit itoe soedah telah laloe; sesoenggoeehpoen demikian, soal perdagangan perempuan dan anak-anak itoe, baroelah moelai tahoen 1879 mendapat perhatian orang disebelah barat, moela-moela dari tanah inggris, kemudian lantas mendjalar kesana-kesini, dan achirnja lantas mendjadi soal internationaal.
Berapa poeloeh djoeta gadis-gadis jang soetji telah mendjadi koerbannja kedjahatan doenia ini, saja rasa hanja Allah sadja jang tahoe, hanya jang bisa ditoetoerkan, pada 28 tahoen jang telah laloe, Toehan R.Paulucci de Calboli di Nuova Antologia, mentjatat, bahwa Genua (italie) ada mendjadi salah satoe pelaboehan perdagangan perempoean dan anak-anak, gadis-gadis dari Oostenrijk, Djerman, Pollen dan lain-lain, tiap-tiap tahoen jang dibawa masoek ke pelaboehanitoe koerang lebih ada 1200 orang. Lebih djaoeh ia poen menoetoerkan djoega bahwa perdagangan perempoean di Africa, madjoe sekali…
Amarika, sebagai negeri jang sangat modern, dan negeri jang sangat madjoe poen tidak maoe ketinggalan tentang kemadjoeannja dalam hal ini. Dalam tahoen 1885, soerat kabar Philadelphia Times menjatakan bahwa djoemlahnja gadis-gadis jang tjantik-tjantik dari Italie jang dijadikan barang dagangan di Amerika koerang lebih ada 80.000 orang.
Betapa nasib jang didapat oleh merika itoe, saja tidak dapat menggambarkan dengan toelisan, tjoekoeplah dipikirkan, bahwa merika itoe jang moela-moelanja salah seorang dari poeteri doenia jang dilahirkan dalam keadaan serba soetjie, oleh kekedjaman , oleh kenapsoean, binatang, oleh kenapsoean tamak telah diroesak lahir batinnja………
Tjoekoplah kiranya kalau orang membajangkan, bahwa merika itoe boekan lagi dipandang sebagai manoesia, tetapi lebih rendah dari binatang; merika itu diberi pakaian jang baik, diberi perhiasan jang indah, boekannja lantaran ketjintaan “eigenaarnja”, tetapi lantaran ia ada satoe alat penarik oeang; kalau kekoetannja penarik oeang soedah sedikit toea, atau lantaran terserang penjakit , sebagai barang jang soedah tida berharga, merika itoe di djoeal obral, dengan harga toeroen, begitoelah seteroesnya, sampai mereka itoe sampai pada adjalnja dalam keadaan jang memiloekan hati…………
Berhoeboeng dengan verdrag Internationaal 1907, maka moelai tahoen 1915 pemerintah Hindia Belanda poen moelai toeroet djoega ambil bagian, mendirikan bureau jang kehendaknja akan memeranginja perdagangan perempoean dan anak-anak itoe. Verslag pertama jang dikeloearkan dalam tahoen 1923, menjatakan bahwa hakin telah memoetoes perkara perdagangan perempoean sama sekali ada 171; orang perempoean jang masoek disini, ada 215 orang, diantaranja ada 27 orang jang ternjata mendjadi dagangan, dan lantaran ini, merika itoe lantas dikirim kembali ke masing-masing negerinja. Dalam tahoen 1929 ada perempoean asing 542 jang hidoepnja mendjadi penilikannja bureau terseboet diatas.
Berapa kaoem Iboe bangsa Indonesia jang telah mendjadi koerban dari saudagar perempoean?
Kalau kita soeka mengingati keroesakan masarakat sekarang……
Kalau kita soeka mengingati betapa kebodohan bangsa kita sekarang……
Kalau kita soeka mengingati betapa kedjam, ganas dan tjerdiknja saudagar-saudagar perempoean dan anak-anak…….

Diambil dari sumber: Pewarta PPPPA 1932
Media milik dari Ki Hajar Dewantara ini diterbitkan khusus untuk mengkampanyekan bahaya perdagangan perempuan dan anak pada saat itu.

Minggu, 08 Agustus 2010

Menaker: Orang Tua Yang Pekerjakan Anak Bisa Dipidana

TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menyatakan orang tua yang mempekerjakan anak bisa diancam hukuman penjara. "Saya sekarang menyatakan warning kepada perusahaan dan orang tua yang memperkerjakan anak," kata Mehaimin usai memberi sambutan pada Hari Dunia Menentang Pekerja Anak di Hotel Borobudur, Senin (5/7)

Para pelanggar bisa dijerat Undang-undang Ketenagakerjaan (UU No. 13 Tahun 2003) dan UU tentang Ratifikasi Konvensi ILO pada Pekerjaan terburuk untuk anak (UU No.20 Tahun 1999 dan UU No 1. Tahun 2000) atau UU Kekerasan Dalam Rumah Tangga. "Itu warning, kami peringatkan sekali, lalu ditindak sesuai hukum," kata Muhaimin.

Pemerintah kini berada dalam kurun pertama Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak yang dibagi dalam 3 tahapan dalam 20 tahun. TDiantaranya, sosiali sasi bentuk-bentuk terburuk pekerja anak. Hasil sosialiasi terlihat dengan dibentuknya Komite Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak di 29 propinsi Dan 130 kabupaten dan kota.

Perwakilan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) di Jakarta Peter Van Rooij menyatakan, meski banyak kemajuan, jumlah pekerja anak masih signifikan. Survei Badan Pusat Statistik pada Agustus 2009 menyatakan masih ada sekitar 4 juta anak usai 5-17 tahun yang secara ekonomi aktif, dan 1,7 anak-anak ini masuk dalam kategori pekerja anak.

Tapi, Peter menambahkan, ILO mengakui kepedulian pemerintah sudah jauh lebih baik ketimbang sepuluh tahun silam. "Terobosan pengurangan pekerja anak dengan program bantuan bersyarat adalah satu kemajuan penting," jelasnya. Bantuan tunai bersyarat atau Program Keluarga Harapan diintegrasikan dengan program pengurangan pekerja anak. Program ini masuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014.